Minggu, 19 Mei 2013

Aksiologi Ilmu


AKSIOLOGI

A.   Pengantar
Persoalan nilai dalam kajian filsafat sebernarnya bukanlah salah satu yang sama sekalimbaru. Tema-tema yang menjadi beberapa pokok persoalan dalam aksiologi telah dibahas oleh para filsuf sebelumnya. Plato misalnya, telah membhas tentang keindahan dan kebaikan yang merupakan tema yang penting dalam aksiologis namun demikin sebagai sebuah kajian filsafat yang khusus baru muncul untuk pertama kalinya pada paroh kedua abad ke-19.
Pada bagian ini akan dibahas beberapa hal terkait denagn aksiologi sebagai langkah awal dalam mempelajari persoalan ini. Beberapa poin yang akan dibahas dala konteks ini adalah : pengkajian ciri nilai, persoalan objektivitas, dan subjectivitas nilai serta etika dan estetika.

B.   Pengertian aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa yunani axios nilai dan logos artinya ilmu, penaran atau teori. Aksiologi dipahami secara bahasa sebagai teori tentang nilai atau rasionalis nilai. Secra istilah, aksiologi dipahami sebagi cabang filsafat yang membahas persoala nilai. Aksiologi tidak lain adalah the teory of values. Aksiologi dalam menifestasinya misalnya membahas tentang  mengapa sesuatu itu dikatakan baik/buruk dan indah/tidak indah (jelek).
Dalam ensiclopedia of philoshophy seperti yang dikutip bakhtiar (2005: 164), aksiologi dinamakan dengan velue and voluation. Ada tiga bentuk velue dan veluation ada tiga:
1)      Nilai digunakan sebagai kata benda absrak
Dalam pengertian yang lebih sempit seperti menarik, baik dan bagus. Dalam artian luas mencakup sebagai tambahan bentuk kewajiaban, kebenaran dan kesucian .
2)      Nilai sebagai kata benda kongkret
Contohnya ketika kita berkata nilai dipakai untuk merujuk kepada sesutau yang bernilai. Menilai umumnya yang dekat dengan makna mengevaluasi sesuatu hal.


3)      Nilai juga digunakan sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai, memberi nilai, dan dinilai.
Aksiologi, menurut hunnex (2004:55) setidaknya mempertahnkan tiga hal yaitu:
a)      Apakah nilai itu sebuah kualitas, hubungan atau sikap?
b)      Apakah nilai itu merupakan sesuatu yang ditemukan atau dibuat?
c)      Apakah nilai dapat dianalisis?
    Jika “ya” maka sesungguhnya apa kegunaan analisis tersebut. Aksiologi berupa untuk memberikan jawaban secara rasional sebuah nilai.

C.   Ciri nilai
Nilai pada hakikatnya adalah sebuah kualitas. Kualitas sebuah benda menurut scheler dapat dibedakan menjadi tiga:
a)      Kualiatas primer
Yaitu kualitas benda yang tiak boleh tidak pasti ada dalam sebuah benda. Dalam objek, kualitas primer menjadi hal pokok bagi keneradaan objek bersangkutan, misalnya keluasan, betuk dan bobot. Tidak satu pun objek tersebut berada jiaka salah satu kualitas tersebut hilang.
b)      Kualitas kedua ( sekunder)
Kualitas ini contohnya adalah warna karena warna adalah salah satu penupang keberadaan sebuah benda.
c)      Kualitas ketiga ( tersier)
Frondzi menjelaskan bahwa bahwa setidaknya nilai memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Bersifat parasit
b.      Hierakhis
c.       Non subtansi
Alasannya karena kualitas nilai dalam perwujudannya di dunia inderawi ini tidak dapat ada pada dirinya sendiri, nilai termasuk dalam golongan objek yang tidak independen. Ia bersifat parasit dan sekaligus merupakan objek yang tidak memiliki subtansi. Karena bersifat non subtansi maka nilai tidak mempengaruhi materi sebuah benda.
Moldor (1994) menjelaskan bahwa nilai banyak ragam. Ia menyebutkan ada berapa nilai sebagai berikut:
·         Niai hidup ( sehat, sakit dll)
·         Nilai nikmat (ria- duka)
·         Nilai guna (manfaat-mudharfot)
·         Nilai intelek (cedas-bebel)
·         Nilai estetika (harum-busuk)
·         Nilai etika (bakti- durhaka)
·         Nilai religi (taat- ingkar)
Dalam konteks ini, sesunggguhnya kita bisa memahami menghafal al-quran menjelaskan bahwa apapun yang diciptakan oleh tuhan tidak ada sesuatu yang sia-sia sedikitpun demikian  juga mengapa kita dilarang untuk berburuk sangka terhadap sasuatu dan menganjurkan untuk berbaik sangka.

D.   Objektivitas dan subjektivitas nilaietika dan etetika
Sebagai mana yang dijelaaskan oleh honnex (2004: 56), yaitu:
a.       Objektivisme atau realisme aksiologis
Menurut pandangan ini nilai merupakan sesuatu yang dianggap objektif. Nilai, norma, ideal dan sebainya merupakan unsur atau berada dalam objek atau berada dalam realitas objektif, atau dia dianggap berasal dari suatu objek melaui ketertarikan. Nilai berada dalam satu objek. Nilai terletak dalam realitas.
Menurut kaum idealisme sepeti yang dijelaskan bosanquet nilai adalah kualitas terentu dari suatu objek, kejujuran padanya, namun menifestasinya diilhamkan kedalam sikap pikiran manusia. Menurut fenomenologi, seperti scheler nlai adalah esensi yaitu etitas yang ada dengan sendirinya yang diituisikan secara emotional.
b.      Subjektivisme aksiologi
Teori-teori yang berkenaan dengan pandangan ini mereduksi nilai kedalam pernyataan yang terkait dengan sikap menal terhadap suatu objek atau setuasi. Parker seorang yang beralihan humanisme berpandangan bahwa nilai kepunyaan pikiran. Keputusan terhadap hasrat adalah nilai yang sesungguhnya.

c.       Rasionalisme aksiologis
Pendapat ini berasal dari teori yang nenyatakan bahwa nilai adalah relasi saling terkait antara variable- variable atau sebuah produk dari vaiable-variable yang saling berinteraksi.
Duwei berpandangan bahwa nilai adalah ketetapan hati atau kepuasan harmonis dari konfiks-konflik yang terjadi dalam keadaan lingkukangan atau sosial yakni dalam interaksi individu dengan lingkungan sosial dan fisiknya.
d.      Minimalisme skeptisisme (emotifisme ) aksiologis
Teori ini berpandangan bahwa enentuan nilai adalah ekspresi emosi atau usajha untuk membujuk. Yang semuanya tidak faktual. Dalam perspektif emovitisme ini nilai adalah sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dan bersifat emotif, meski memiliki makna secara factual. Nilai sama sekali tidak dapat digambarkan sesuai keadaan suatu objek, atau sebgai hubungan.
Menurut bkhtiar (2005: 166) apakah nilai itn bersifat subjektif atau objektif  sangat tergantung pada hasil pandangan yang muncul dalam filsafat.

E.   Etika dan etetika
a.     Etika
Etika berasal dari kata yunani ethos dan ethiko. Ethos berarti sifat, watak, kebiasaan. Ethikops berarti asusila, keadaban, kelakuakn dan tingkah lau yang baik. Kata ini dekat dengan kata moral yang bgerasal dari bahasa latin mores yang berarti adat-istiadat, kebiasaan, watak dan  kelakuan dan ara hidup. Etika  pada hakikatnya membahas tentang rasionalis ilai tindakan manusia, tentang baik dan buruknya suatu tindakan manusia. Karena itu etika sering juga disebut dengan filsafat moral.
Kihajar dewantara mengatakan bahwa etika adalah ilmu ynag mempelajari segala soal kebikan dan keburukan  dalam hidup manusia keseluruhan, terutama mengenai gerak-gerik fikiran dan rasa yang dapat menjadi perimbangan dan perasaan.
Rappar membedakan etika menjadi tiga :
·         Etika deskriptif
Etika ini menguraikan dan menjelaskan kesadaran dan pengalaman moral secara descriptif.

Etika deskriptif dibagi menjadi dua:
       I.            Sejarah moral
Hal ini yang meneliti tentang cita-cita, aturan-aturan dan norma-norma moral yang pernah berlaku dalam kehidupan manusia dalam kurun waktu dan tempat tertentu.
    II.            Fenomenologi moral
Merupakan penentuan arti dan makna moralitas dan beragam fenomena yang ada.

·         Etika normatif
Etika normatif dipandang sebagai suatu ilmu yang mengadakan ukuran atau norma yang dapat dipakai untuk menanggapi atau menilai perbuatan. Etika ini menjelaskan nilai-nilai yang seharusnya dilakukan serta memungkinkan manusia untuk mengukur tentang apa yang terjadi.
Etika ini mengandung dua bagian besar:
-Pertama, membahas mengenai teori nilai dan teori keharusan
-Kedua, membahas tentang etika tentang teologis dan etika deontologis. Teori ini mempersoalkan tentang sifat kebaikan sedangkan teori keharusan membahs tentang tingkah laku.
Teologis berasal dari kata telos yang artinya tujuan, itulah sebabnya dalam etika teologis yang dikedepankan adalah aspek tuan.
Aristoteles dalam membahas tentang tujuan, dia membedakan menjadi dua perspektif :
ü  Ada yang dicari demi tujuan yang lebih jauh
ü  Ada yang dicari demi diri sendiri

·         Meta etika
Merupakan studi analisis terhadap disiplin etika. Teori ini  baru muncul pada abad ke 20. Ada beberapa teori yang disodorkan oleh aliran yang terkenal dalam matetika:
ü  Teori naturalistis
Berpendapat bahwa pertimbangan-pertimbangan moral dapat dilakukan lewat penyelidikan ilmiah.
ü  Teori koknitifis
Pertimbangan-pertimbangan moral dapat mmengalami kekeliruan atau tidak selalu benar
ü  Teori intuitif
Pengetahuan yang baik dan benar diperoleh secara intuitif
ü  Teori subjektif
Pertimbangan moral hanya dapat mengungkapkan fakta subjektif tentang sikap dan tingkah laku manusia.
ü  Teori emotif
Petimbangan moral tidak mengungkapkan sesuatu apapun kendati secara subjektif. Pertimbangan moral tidak lebih dari satu ungkapan emosi semata
ü  Teori inperatif
Istilah-istilah moral sesungguhnya hanya merupakan istilah semata dari keharusan-keharusan atau perintah-perintah.

b.     Estetika
Estetika berasal dari bahasa yunani aethesis yang berarti penerapan inderawi, pemahaman intelektual. Estetika adalah cabang filsafat yang mempersoalkan seni (art) dan keindahan (beuty). Art sendiri berasal dari kata art  yang berarti seni, keterampilan, ilmu dan kecakapan.
Estetika dibagi menjadi dua golongan :
Pertama, estetika descriptif
Menguraikan dan melukiskan fenomena-fenomena pengalaman keindahan.
Kedua, estetika normatif
Mempersoalkan dan menyelidiki hakikat, dasar dan ukuran pengalaman keindahan.
Perihal keindahan yang dipaparkan oleh the liang gie dalam flsafat keindahan berikut ini:
·         Mortimer adler
Keindahan adalah sifat dari suatu benda yang memberikan kesenangan yang tidak nerkepentingan yang bisa kita memperolehnya semat-mata dari memikirkan atau melihat bendaindividual itu sebaimana adanya.
·         Tomas aquinas
Merumuskan keindahan sebagai suatu yang menyenangakan ketika dilihat
·         Charles j. Bushenell
Keindahan adalah kualitas yang mendatangkan penghargaan mendalam tentang berbagai nilai atau ideal yang mendatangkan semangat.
·         Immanuel khant
Keindahan suatu yang menyenangkan tidak melalui kesan ataupun konsep, melainkan kemestian yan subjektif dalam suatu cara yang seketika.
·         George santayana
Kindahan adalah kesenangan yang dianggap sebagai sifat dari suatu benda.
Sedangkan dari sisi kategori keindahnan , dikenal ada tiga pasang kategori estetis yaitu :
·         Kategori yang agung atau kategori yang elok
·         Katagori yang komis dan katagori yang tragis
·         Katagori yang indah dan katagori yang jelek.
Menurut djalantik, menggolongkan keindahan tersebut kepada dua golongan:
·         Keindahan alami
Keindahan yang tidak dibuat oleh manusia seperti laut, gunung, dll
·         Hal-hal yang indah yang diciptakan atau yang diwujudkan oleh manusia yang kita mengenalnya dengan barang kesenian.

F.       Penutup
Aksiologi adalah cabang filsafat utama yang ketiga. Aksiaologi membahas persoalan nilai bak yang berkenaan dengan baik dan buruknya tindakan manusia, maupun berkenaan dengan indah atau jeleknya sesuatu.
Dalam pembahasan aksiologi, selain membahas tentang hakikat nilai adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari persoalan aksiologi yaitu tentang etika dan etestika. Karena pembahasan tentang hal dua ini sanagat luas, seringkali pembahasan tentang keduanya berdiri sendiri-sendiri.
           



Tidak ada komentar:

Posting Komentar